SELAMAT DATANG DI HALAMAN WEBSITE DESA KERTAJAYA

SELAMAT DATANG DI HALAMAN WEBSITE DESA KERTAJAYA
SIAGA MELAYANI MASYARAKAT & GIAT MEMBANGUN

Friday, December 18, 2009

MUI: Tahun Baru Hijriyah Momen Muhasabah Pemimpin

By Republika Newsroom
Rabu, 16 Desember 2009 pukul 19:11:00

Peringatan tahun baru Hijriyah diharapkan jadi ajang muhasabah (instrospeksi) dan evaluasi diri oleh para pemimpin dan tokoh bangsa Indonesia. Tujuannya agar para petinggi dan tokoh bangsa ini sadar bahwa jabatan adalah amanah dan pemimpin adalah teladan seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.

''Momen tahun baru hijriyah adalah saat yang tepat untuk bermuhassabah dan evaluasi diri bagi para pemimpin dan tokoh bangsa ini. Agar bangsa ini terlepas dari berbagai bencana yang masih menyelimuti negeri ini,'' ujar KH Abdushomad Buchori Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim kepada Republika, Kamis (16/12).

Berbagai persoalan yang menimpa rakyat Indonesia, imbuh Abdushomad, adalah timbul karena ulah para pemimpin dan tokoh negeri ini. Ulah para pemimpin pula rakyat menjadi miskin karena tidak henti-hentinya dirundung bencana.

''Pemimpin adalah ibarat imam sholat, jika imam sujud maka makmum juga akan sujud dan seterusnya. Artinya baik dan buruknya bangsa ini adalah apa kata imam sebagai panutan dan keteladanan,'' cetus Abdushomad.

Seperti dikatakan Allah dalam Alqur’an surat an-Nisaa’ ayat 59: 'Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu'. ''Artinya umat Islam diperintahkan taat kepada para pemimpinya. Maka ketika pemimpin melakukan kedzoliman maka masyarakatnya bakal menerima bencana,'' jelasnya

Karenanya, tegas Abdushomad, jadi pemimpin tidak boleh munafiq. Banyak-banyak ingatlah seperti yang diperingatkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh yang menyebutkan kata 'munafik' sebanyak 13 kali. Yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah menghadapai orang yang munafik lebih sulit dari pada orang kafir.

Abdushomad berharap orang Islam yang duduk di pucuk pemerintahan daerah maupun pusat diharapkan memiliki watak Islam yang kuat. Mempunyai gagasan kebangsaan yang Islami dan tidak melakukan penyerangan terhadap agama lain.

''Orang Islam yang duduk dipemerintahan pemikiranya ya harus islami, jangan munafik. Saat masih berkuasa menyerukan sholat dan ibadah sejenisnya ternyata setelah pensiun masuk penjara,'' tuturnya.

Dikatakannya, seorang pemimpin harus berupaya menjadi orang yang shidiq dan amanah, selanjutnya ia harus memiliki kecerdasan, yang dengan kecerdasannya itu ia bisa menempatkan sesuatu dengan sangat tepat di jalan yang disukai Allah SWT.

''Cerdas yang baik adalah cerdas yang dibimbing oleh Allah SWT, karena kecerdasan yang tidak tertuntun akan berpeluang mendatangkan bencana. Kebatilan yang dilakukan oleh orang yang cerdas lebih berbahaya dibandingkan oleh orang yang bodoh,'' ungkapnya. uki/kpo

No comments: