SELAMAT DATANG DI HALAMAN WEBSITE DESA KERTAJAYA

SELAMAT DATANG DI HALAMAN WEBSITE DESA KERTAJAYA
SIAGA MELAYANI MASYARAKAT & GIAT MEMBANGUN

Thursday, December 31, 2009

Tunjangan Tetap Untuk Kuwu dan Pamong Desa Di Kabupaten Indramayu Direalisasi 2010



Tunjangan Tetap Untuk Kuwu dan Pamong Desa Direalisasi 2010

Ini merupakan berita segar bagi para Kuwu dan Pamong Desa yang ada diseluruh Kabupaten Indramayu. Setelah melalui sebuah proses perjuangan yang gigih dari segenap pengurus harian Assosiasi Kuwu Seluruh Indramayu (AKSI), akhirnya tunjangan untuk Kuwu dan Pamong Desa di Kabupaten Indramayu akan direalisasikan pada tahun 2010.

Kepastian tunjangan tersebuat akan direalisasi dijelaskan oleh Sekda Kabupaten Indramayu, H. Supendi, MSi dalam suatu rapat terbatas bersama jajaran pengurus AKSI dan jajaran dari Pemerintah Kabupaten Indramayu lainya. Dalam rapat tersebut, H. Supendi mewakili atas nama pemerintah Kabupaten Indramayu akan serius memperjuangkan agar tunjangan tetap bagi Kuwu dan Pamong desa bisa dimasukan dalam anggaran tahun 2010, namun H. Supendi juga minta pengertian dari segenap pengurus AKSI, para Kuwu dan Pamong Desa mengenai besaran tunjangan yang akan diterima nanti akan disesuaikan dengan kemampuan APBD daerah kabupaten Indramayu.

Dan sebagai tindak lanjut untuk merealisasikan tunjangan tersebut, rencananya jajaran Pemda kabupaten Indramayu bersama dengan pengurus AKSI akan melakukan studi banding ke kabupaten yang telah merealisasikan tunjangan tersebut, yaitu Kabupaten Karawang dan kabupaten Sumedang dalam waktu dekat. Maksud dari studi banding tersebut untuk mengetahui berapa besaran yang diterima oleh para Kuwu dan Pamong di kedua Kabupaten tersebut. Disamping itu tujuan studi banding tersebut dimaksudkan untuk mengetahui landasan payung hukum dari tunjangan tersebut.

Pengurus AKSI yang turut hadir dalam rapat terbatas tersebut, diantaranya Wartono, Sekum AKSI (Kuwu Majasari), H. Sutoni Yahya, Bendahara AKSI (Kuwu Arahan Kidul), dan Sukardi, ST, Media Center AKSI (Kuwu Kertanegara) mengaku salut dan bangga atas respon dari jajaran Pemerintah Kabupaten Indramayu yang begitu cepat tanggap dan aspiratif terhadap tuntutan dari para Kuwu se kabupaten Indramayu.

Namun, pengurus AKSI juga meminta kepada pihak Pemda Indramayu agar hasil dari rapat terbatas tersebut betul-betul bisa direalisasikan dan diimplementasikan pada tahun 2010, dan kepada seluruh Kuwu dan Pamong Desa Se Indramayu hendaknya ikut mengawal proses tersebut agar tunjangan bagi para kuwu dan pamong desa bisa dianggarkan pada pembahasan APBD tahun 2010.

Dan terakhir, dengan akan direalisasikanya tunjangan tersebut hendaknya akan semakin memacu semangat kinerja dari para Kuwu dan Pamong Desa, karena tujuan utama dari realisasi tunjangan tersebut adalah agar kualitas pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Disamping itu, dengan akan direalisasikanya tunjangan tetap bagi Kuwu dan Pamong Desa, menandakan bahwa selama ini AKSI Indramayu tidak tidur dan tidak mandul. Karena selama ini AKSI dalam menyampaikan aspirasi dari para Kuwu, dilakukan dengan cara yang kooperatif dan elegan. (Media Center AKSI, Sukardi,ST)

Camat Bongas: Kuwu Harus Inventarisir Gakin

Sumber : Indramayu, Pelita
Agar setiap program kegiatan Rakyat Ketemu Camat (RKC) dapat mengena dengan baik dan membuahkan hasil maksimal, hendaknya para Kuwu menginventarisir masyarakatnya yang berkategori keluarga miskin (Gakin) yang tingkat kesulitan hidupnya membutuhkan bantuan, baik biaya pendidikan, kesehatan, maupun persoalan ekonomi.
Demikian disampaikan Camat Bongas Drs. Achmad Mansyur, MSi saat rapat koordinasi dengan Kepala UPTD Pendidikan Drs. Anang Kartiwa, M.Pd, Kepala UPTD Puskesmas Sidamulya H. Kasnawi Dahum SKM, Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kecamatan Bongas, dan sejumlah Kuwu pada Senin (31/8) di aula kantor kecamatan setempat.
Pihaknya berharap, kedepan para Kuwu dapat menyeleksi gakin yang sedang mengalami tingkat kesulitan paling krusial, misalnya anak tidak dapat melanjutkan sekolah akibat kendala biaya dan warga miskin menderita penyakit berat seperti hernia, katarak, dan penyakit berat lainnya yang membutuhkan operasi dan perawatan intensif dari pihak rumah sakit, apalagi jika masih ditemukan ada anak mengalami gizi buruk.
Hal tersebut dimintakan karena kepedulian pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota terhadap keluarga miskin dirasakan sangat memberi perhatian cukup serius. Melalui program RKC yang diprakarsai Bupati Indramayu, hendaknya dimanfaatkan dengan baik dan dijadikan momen penting, jelas Camat Bongas.
Kepala UPTD Puskesmas Sidamulya H Kasnawi Dahum SKM menambahkan, berkaitan dengan program kartu Jamkesmas, sejak 20 Pebruari sudah ditutup, dilanjutkan dengan program Gubernur Jawa Barat berupa SKTM. Dikabarkan, untuk Kabupaten Indramayu mendapat Rp3,1 miliar. Untuk Kecamatan Bongas, penerima SKTM hanya mendapat tambahan sekitar 4 ribuan gakin.
Agar tidak terjadi tumpang tindih dan melahirkan kecemburuan, saya berharap agar para Kuwu dan Pamong desa dalam melaksanakan pendataan harus cermat dan teliti, pinta Kasnawi. Ada usulan yang datang dari Kuwu Kertajaya, Rusmono SE, bahwa bagi penerima kartu Jamkesmas maupun SKTM agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Hal ini saya beritahukan, karena sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan karena masih banyak warga miskin yang membutuhkan, namun belum mendapat fasilitas tersebut. (ck-104)

Monday, December 21, 2009

Profil Letkol Inf. Mohamad Toyib, SH. ( Patrol, Indramayu)



Letnan Kolonel Inf. Mohamad Toyib, SH. Dilahirkan di Desa Patrol Indramayu pada tanggal 3 April 1962. Riwayat pendidikan diawali dari sekolah di SD Negeri I Patrol (lulus Tahun 1976), kemudian meneruskan ke SMP Negeri 2 Indramayu (lulus Tahun 1979), dilanjutkan di SMA Negeri Indramayu (sekarang SMA Negeri I Sindang, lulus Tahun 1982).

Cita-citanya semasa masih muda ingin menjadi seorang tentara, oleh sebab itu melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Magelang dan lulus Tahun 1988. Dari hasil Pernikahannya dengan Sri Susanti dikaruniai tiga orang anak, yaitu Gisella Levina,Garry Reginaldy dan Indra Malela.

Pengalaman Karier di Militer secara Berjenjang diawali sebagai :
  • Komandan Peleton,Komandan Kompi dan Kepala Seksi Intelijen di Batalyon Infanteri 202/Tajimalela Brigade Infanteri I/PIK Jaya Sakti Kodam Jaya/Jakarta (tahun 1988 s.d 1995 dengan pangkat Letnan dua s.d. Kapten ).
  • Tahun 1996 menjabat sebagai Komandan Tim di Satgas Intelijen Kodam Jaya/Jayakarta
  • Tahun 1997 s.d 1998 menduduki Jabatan Perwira Seksi Intelijen Kodim 0507 Bekasi/BS
  • Tahun 1999 s.d 2000 menjabat sebagai Perwira Seksi Intelijen Korem 011/LW Lhokseumawe Aceh Utara (dengan Pangkat Mayor)
  • Tahun 2001 s.d 2002 Mendapat kepercayaan untuk menjabat Kepala Staf Distrik Militer 0316/Batam,Kodam I/Bukit Barisan.
  • Untuk menduduki awal Jabatan Letkol, diperintahkan menjabat Kepala Seksi Intelijen di Korem 032/WBR Padang Sumbar.Perjalanan Karier berjalan lancar
  • Tahun 2003 s.d 2005 menjabat Kepala bagian Operasi Pusat Intelijen Angkatan Darat di Jakarta
  • Tahun 2006 s.d 2009 Menjabat Dandim 0720/Rembang, Kodam IV/Diponegoro Semarang Jateng
  • Mei 2009 s.d sekarang Menjabat sebagai Perwira pembantu Madya di BAIS TNI (Badan Intelijen Strategis TNI) yang berkedudukan di Jakarta dengan pangkat Letnan Kolonel Infanteri.

Berbagai sekolah dan kursus telah diikuti baik yang bersifat pendidikan pengembangan Umum di lingkungan Angkatan Darat, kursus pengembangan Spesialisasi pembinaan Teritorial, maupun spesialisasi Intelijen. Sedangkan Pendidikan di Perguruan Tinggi yaitu di Universitas Cokroaminoto Jogjakarta, Fakultas Hukum Lulus Tahun 2008.

Penghargaan tanda Jasa.Berbagai penghargaan tugas di satuan teritorial dan satuan Intelijen, SL Operasi Rencong dan cinta Meunasah Aceh, SL Kesetiaan 16 Tahun.Pengalaman organisasi baik di lingkup TNI maupun yg berkaitan dengan masyarakat diantaranya Sebagai Pembina dan Pelindung perkumpulan Tukang Bakso, Tukang Becak dan Ojeg di Bekasi, Pebina Paguyuban Wong Dermayu yang berada di Bekasi, Pelindung Organisasi Seni Bomar (Bocah Margasari) Indramayu, Pembina Organisasi Lingkungan hidup Bumi Hijau Indramayu, Dan aktif Bersama sama petani desa dalam usaha pengembangan ternak kambing dan merintis budi daya tanaman Gaharu dan Albessia dan masih banyak lagi rencana untuk partisipasi dalam berbagai organisasi kemasyarakat baik sebagai Pembina maupun Ketua.

Berbagai pengalamannya di bidang Militer dan Organisasi masyarakat telah mendorong terus untuk mengabdikan diri Kepada Negara dan Bangsa tercinta NKRI.

Sumber :
http://www.indramayupost.com/2009/10/profil-letkol-inf-muhammad-toyib-sh.html

IIS DAHLIA JADI QORI'AH DI PERNIKAHAN FAJAR ALEXA


Iis Dahlia saat menjadi pembaca Al-Quran, ketika ditemui di acara akad nikah Fajar Alexa di kantor majalah Rolling Stone di Jalan Ampera Raya, Jakarta, Jumat (18/12) sore.

Siapa bilang jika penyanyi dangdut hanya bisa menyanyi saja. Hal itu juga yang terlihat dari sosok penyanyi dangdut Iis Dahlia. Iis yang ditemui di akad nikah Fajar Alexa terlihat menyumbang suaranya, namun bukan dengan membawakan lagu dangdut andalannya, tapi dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Quran. Sama dengan suaranya ketika menyanyi, suara Iis pun terdengar merdu saat membaca Al-Quran
"Biasa aja ah. Gue kan memang terbiasa mengaji sama pengajian Orbit. Lagian tadi itu suaranya lagi serak dan ditambah batuk-batuk sedikit. Makanya nggak maksimal," ujar Iis ketika ditemui di acara akad nikah Fajar Alexa di kantor majalah Rolling Stone di Jalan Ampera Raya, Jakarta, Jumat (18/12) sore.
Ini bukanlah kali pertama Iis mengaji untuk acara akad nikah. Katanya, dalam beberapa kesempatan dirinya juga kerap kali menyumbang suara untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Hal itu pun diakuinya bukan sesuatu yang luar biasa.
"Orang-orang pengajian sering kok lihat aku mengaji. Kalian aja mungkin baru sekarang melihatnya. Lagian mengaji itu kan nggak hanya setiap ada acara saja, di rumah gue juga biasa mengaji," tegas Iis .

Sumber : http://www.kapanlagi.com/g/10626iis_dahlia_juga_pintar_mengaji-20091219-014-mai.html

Biografi :

Iis Laeliyah populer dengan nama Iis Dahlia adalah seorang penyanyi dangdut yang juga pemain sinetron. Perempuan kelahiran Desa Kertajaya, Bongas, Indramayu, Jawa Barat, 29 Mei 1972 itu telah menelurkan album-album sukses dan melegenda di telinga masyarakat.

Penampilan sebagai bintang diawali saat menjadi bintang tamu acara Wajah Baru (TVRI, 1995), kemudian berlanjut menjadi bintang tamu pentas lenong. Dari penampilannya tersebut, akhirnya Iis dikontrak untuk rekaman hingga enam album.

Album-albumnya di antaranya, Juned (1989), Tamu Tak Diundang (1990), Air Mata Tiada Arti (1990), Janda Kembang (1991), Gadis Desa & Supir Taxi (1991), Arjuna (1992), Cinta Yang Ternoda (1992), Darah Biru (1992), Ibarat Mencari Jarum di Lautan (1993), Mata Hati (1994), Payung Hitam (1995), Cinta Bukan Kapal (1996), Kecewa (1997), Tanda Cinta (1998), Ditinggal Kekasih (1998). Sementara sebagai bintang sinetron ia telah membintangi, SEPEKAN SINETRON REMAJA TVRI 1991, MATA HATI, SEROJA (13 EPISODE), GARA-GARA, PADAMU AKU BERSIMPUH, MAHA PENGASIH, dan lain-lain.

Iis sendiri adalah istri pilot Satrio Dewandono, setelah perkawinan pertamanya dengan Dadang Indrajaya berakhir dengan perceraian. Dan kini ibu dua anak ini banyak terlibat sebagai juri dan bintang tamu di acara-acara musik dangdut.

Lama tak muncul di layar kaca, Iis lebih banyak tampil di acara-acara off air, namun pada bulan April 2009, suara melengkingnya dapat dinikmati dalam lagu Hampa Hatiku. Di lagu ini, Iis digandeng Ungu untuk berkolaborasi.
 

Saturday, December 19, 2009

Siapa?

Siapakah yang akan melanjutkan kepemimpinan di Desa Kertajaya untuk Periode 2013 mendatang...?  siapapun yang punya keinginan untuk membangun dan mengabdi demi kemajuan Kertajaya menuju Desa mandiri tata tentrem kerta raharja, maka rakyat desa kertajaya akan sangat mendambakannya...

Kunjungan Anggota DPRD Kabupaten Indramayu


Kuwu Desa Kertajaya Kecamatan Bongas Kabupaten Indramayu  RUSMONO, SE bertempat di aula Kantor Kuwu Desa Kertajaya saat memberikan sambutan dalam  kunjungan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)  Kabupaten Indramayu Dapil V yang dihadiri oleh H. Kandiyah Efendi, SE dalam pelaksanaan reses masa persidangan tahun 2009 untuk menjaring aspirasi masyarakat yang akan dijadikan bahan kebijakan untuk pembangunan di tahun mendatang, semoga wakil rakyat kita mampu membawa dan mewujudkan aspirasi rakyatnya demi kesinambungan pembangunan di Desa Kertajaya khususnya dan Kabupaten Indramayu pada umumnya.

Friday, December 18, 2009

MUI: Tahun Baru Hijriyah Momen Muhasabah Pemimpin

By Republika Newsroom
Rabu, 16 Desember 2009 pukul 19:11:00

Peringatan tahun baru Hijriyah diharapkan jadi ajang muhasabah (instrospeksi) dan evaluasi diri oleh para pemimpin dan tokoh bangsa Indonesia. Tujuannya agar para petinggi dan tokoh bangsa ini sadar bahwa jabatan adalah amanah dan pemimpin adalah teladan seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.

''Momen tahun baru hijriyah adalah saat yang tepat untuk bermuhassabah dan evaluasi diri bagi para pemimpin dan tokoh bangsa ini. Agar bangsa ini terlepas dari berbagai bencana yang masih menyelimuti negeri ini,'' ujar KH Abdushomad Buchori Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim kepada Republika, Kamis (16/12).

Berbagai persoalan yang menimpa rakyat Indonesia, imbuh Abdushomad, adalah timbul karena ulah para pemimpin dan tokoh negeri ini. Ulah para pemimpin pula rakyat menjadi miskin karena tidak henti-hentinya dirundung bencana.

''Pemimpin adalah ibarat imam sholat, jika imam sujud maka makmum juga akan sujud dan seterusnya. Artinya baik dan buruknya bangsa ini adalah apa kata imam sebagai panutan dan keteladanan,'' cetus Abdushomad.

Seperti dikatakan Allah dalam Alqur’an surat an-Nisaa’ ayat 59: 'Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu'. ''Artinya umat Islam diperintahkan taat kepada para pemimpinya. Maka ketika pemimpin melakukan kedzoliman maka masyarakatnya bakal menerima bencana,'' jelasnya

Karenanya, tegas Abdushomad, jadi pemimpin tidak boleh munafiq. Banyak-banyak ingatlah seperti yang diperingatkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh yang menyebutkan kata 'munafik' sebanyak 13 kali. Yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah menghadapai orang yang munafik lebih sulit dari pada orang kafir.

Abdushomad berharap orang Islam yang duduk di pucuk pemerintahan daerah maupun pusat diharapkan memiliki watak Islam yang kuat. Mempunyai gagasan kebangsaan yang Islami dan tidak melakukan penyerangan terhadap agama lain.

''Orang Islam yang duduk dipemerintahan pemikiranya ya harus islami, jangan munafik. Saat masih berkuasa menyerukan sholat dan ibadah sejenisnya ternyata setelah pensiun masuk penjara,'' tuturnya.

Dikatakannya, seorang pemimpin harus berupaya menjadi orang yang shidiq dan amanah, selanjutnya ia harus memiliki kecerdasan, yang dengan kecerdasannya itu ia bisa menempatkan sesuatu dengan sangat tepat di jalan yang disukai Allah SWT.

''Cerdas yang baik adalah cerdas yang dibimbing oleh Allah SWT, karena kecerdasan yang tidak tertuntun akan berpeluang mendatangkan bencana. Kebatilan yang dilakukan oleh orang yang cerdas lebih berbahaya dibandingkan oleh orang yang bodoh,'' ungkapnya. uki/kpo

Sunday, December 13, 2009

Upaya Ciptakan Indramayu yang Religius dapat Dukungan

Ahad, 13 Desember 2009 18:25
Indramayu, NU Online

Majelis ulama Indonesia (MUI) bertekad untuk menjadi mitra dengan pemerintah kabupaten Indramayu, Jawa Barat untuk melanjutkan program "REMAJA" Religius Maju Mandiri dan sejahtera.

Ketua MUI Indramayu Kiai Ahmad Jamali di Indramayu, Ahad, mengatakan, pihaknya akan terus mendukung program pemerintah melanjutkan "REMAJA" karena program tersebut cukup mengubah kota "Mangga" dalam kehidupan sehari-hari, katanya di acara sosialisasi dan koordinasi dewan pimpinan MUI kecamatti dapat menekan peredaran minuman keras,

Menurut dia, sudah seyogyanya jika MUI mendukung visi Pemerintah Kabupaten Indramayu. Hal ini dikarenakan visi pemerintah tersebut sejalan dengan apa yang diinginkan oleh lembaga yang dipimpinnya itu. MUI memiliki visi dan misi yang hampir sama dengan Pemkab Indramayu.

"Pemkab Indramayu memiliki visi untuk menciptakan masyarakat yang religius, kami pun memiliki visi untuk meningkatkan keimanan para umat islam sehingga keduanya harus saling mendukung," katanya.

Ahmad Jamali menambahkan, dalam tataran aplikasi di lapangan Pemkab Indramayu membutuhkan para ulama untuk mensukseskan program-programnya. Begitupun sebaliknya, para ulama dalam menjalankan tugas kesehariannya perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. H. Supendi, M. Si. mengatakan, kegiatan sosialisasi dan koordinasi ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari demokrasi, sebagai sarana untuk menggalang aspirasi, mempersatukan perbedaan,

"Mencari kata mufakat untuk mencari rahmat dan kemaslahatan dari AllahSWT lebih dalam lagi, kegiatan ini berfungsi untuk mempererat tali silaturrahmi di antara sesama anggota dan pengurus MUI dalam rangka memperkecil perbedaan dan memperbesar persamaan"katanya.

"Sesuai dengan prinsip MUI, yaitu mempersatukan umat, maka acara saat ini harus diwarnai oleh suasana persatuan tanpa membedakan asal golongan, asal partai dan asal aliran"katanya.

"MUI adalah wadah bersatunya umat islam dalam satu naungan tanpa membedakan perbedaan yang hendaknya dapat membawa persatuan umat ke arah perdamaian dan menghargai perbedaan serta bukan ke arah yang radikal dan pemaksaan kehendak,” ujarnya.

"Dalam memperjuangkan visi Indramayu Remaja, bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah semata, tetapi merupakan tugas kita semua, baik pemerintah daerah maupun masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat, maka keberadaan pemerintah tidak memiliki kemampuan apa-apa," katanya.

"Dia berharap dalam memperjuangkan visi Indramayu Remaja, MUI dapat tampil di depan serta menjadi contoh dan pelopor bagi organisasi islam lainnya. Mudah-mudahan acara pada hari ini merupakan starting point bagi upaya MUI untuk lebih berperan dalam pembangunan menuju Indramayu Remaja," ujarnya, (ant/mad)

Thursday, December 10, 2009

Yance Ingin Satukan Priangan-Pantura

Dilantik Jadi Ketua DPD Golkar Jabar
INDRAMAYU – Bupati Indramayu Dr H Irianto MS Syafiuddin secara resmi dilantik menjadi ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat. Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Ir H Aburizal Bakri. Nuansa pelantikan pengurus DPD Partai Golkar Jabar kali ini tampak berbeda, karena diselenggarakan dalam Gelar Kreasi Budaya Jawa Barat di Kota Bekasi, tadi malam (9/12).
Menurut Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat, H Dedi Mulyadi SH, Gelar Kreasi Budaya Jawa Barat ini dimaksudkan untuk menyatukan kultur dan budaya antara Jawa Barat bagian utara dengan bagian selatan, bagian timur dan barat. Tujuannya tidak lain untuk menyatukan kembali jajaran Partai Golkar demi kemenangan Partai Golkar tahun 2014.
Ical –sapaan Aburizal bakri- usai melakukan pelantikan berharap kepada pengurus DPD Partai Golkar untuk bersatu demi kemenangan Partai Golkar pada tahun 2014.
Ia optimis Yance yang mampu membesarkan Partai Golkar di Indramayu, juga akan mampu melakukan hal yang sama di tingkat Jawa Barat.
Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Dr H Irianto MS Syafiuddin, pada kesempatan itu menyatakan siap untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar pada tahun 2014. Yance juga berharap kepada seluruh jajaran Partai Golkar untuk bersatu, sebab usai pemilihan ketua DPD Partai Golkar sudah tidak ada lagi permusuhan.
“Jawa Barat adalah Priangan dan Pantura. Untuk itulah kami berharap tidak ada lagi dikotomi dan semua bersatu demi kejayaan Partai Golkar,” tandas Yance.
Yance menjelaskan, untuk memenangkan kembali Partai Golkar pada 2014 maka strategi yang dipakai adalah strategi partai berbasis kerakyatan. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membenahi struktur personalia dari tingkat provinsi ke tingkat basis atau PD (pengurus desa). Kemudian di setiap kecamatan harus ada binwil (pembina wilayah) Partai Golkar.
Disamping itu, Yance juga menyarankan kepada seluruh DPD kabupaten kota untuk melakukan silaturahmi politik dengan tokoh agama dan ulama di wilayah masing-masing. Sebab dengan cara inilah Partai Golkar akan selalu eksis dan dikenal masyarakat. (oet) Yance Ingin Satukan Priangan-Pantura

Monday, December 07, 2009

PAUD Sebuah Catatan

PAUD singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini. Tetapi, cakupan persoalannya tidak sependek singkatannya. Sebagai contoh, sesuai Pasal 28 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa PAUD mencakup usia 0-6 tahun. Namun ketika Anda bertanya: mengapa urusan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yang mendidik anak-anak usia 4-6 tahun tidak dimasukkan ke Direktorat PAUD? Nah, jawabannya bisa panjang.

Meski PAUD di Indonesia usianya terbilang sangat muda, yaitu sejak 1997/1998 melalui proyek Bank Dunia, namun program ini cepat menyeruak ke jajaran isu pendidikan papan atas. Bahkan kini PAUD menjadi salah satu dari 10 program prioritas Departemen Pendidikan Nasional.

Sejumlah tokoh penting, mulai pimpinan organisasi wanita (Muslimat NU, Aisyiah Muhammadiyah, PKK, Bhayangkari, dan lain-lain), dokter, pakar dari perguruan tinggi, birokrat, hingga istri-istri gubernur, walikota/bupati, camat, sampai lurah, terlibat aktif dalam perancangan dan pelaksanaan program PAUD. Pendeknya, demam PAUD kini tengah melanda seantero negeri. Puluhan ribu lembaga PAUD sudah didirikan, yang menyodok sampai di perkampungan-perkampungan pelosok. Boleh jadi, Dr. Gutama, Direktur PAUD Depdiknas, tersenyum lega menyaksikan perkembangan PAUD yang luar biasa dahsyat ini.

Lantaran mencakup usia 0-6 tahun, PAUD meliputi formal (TK) dan nonformal (Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Minggu, Taman Pendidikan Al-Qur’an, Pos PAUD, dan lain-lain). Kehadiran pendidikan nonformal, secara teoritis-filosofis dimaksudkan sebagai komplemen pendidikan formal. Namun dalam pelbagai kasus kita jumpai di lapangan, antara pendidikan formal dan nonformal tidak jarang berada dalam posisi yang saling berhadapan.

Begitu juga PAUD formal dan nonformal. Fakta di lapangan menunjukkan dengan gamblang bahwa perseteruan diam-diam kerap terjadi antara mereka yang mengurusi PAUD formal dan nonformal. Persoalannya, bagaimana mencari upaya secara cerdas untuk meredakan ketegangan itu, dan semuanya dipersembahkan untuk optimalisasi layanan pendidikan bagi anak.

Asumsi-asumsi yang mengemuka di lapangan yang menganggap bahwa TK itu elitis, mahal, formalistik, kaku, hingga pemaksaan penyeragaam terhadap keunikan anak, mestinya tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Begitu pula sebaliknya, PAUD nonformal yang dianggap katrok alias ndeso, ala kadarnya, asal jalan, tak punya standar, juga perlu mendapat perhatian serius.

Tampaknya, yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengambil nilai-nilai positif yang terdapat pada TK dan PAUD nonformal, kemudian dipadu menjadi satu adonan yang enak dicerna. Sementara nilai-nilai negatifnya dibuang jauh-jauh. Langkah yang dilakukan Dr. Rasiyo, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, untuk mengintegrasikan TK dan PAUD nonformal agaknya patut disambut positif. Sehingga dikotomi PAUD formal dan nonformal, yang sebenarnya membingunkan dan semakin menumbuhkan pertentangan, pada akhirnya bisa dihilangkan.

Perkembangan PAUD nonformal yang luar biasa pada gilirannya membutuhkan banyak guru. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) belum siap. Dari ratusan ribu guru PAUD, boleh jadi 90% lulusan SMA sederajat. Padahal, potensi anak usia dini akan berkembang optimal jika mendapat rangsangan secara tepat. Jika gurunya tidak paham tentang anak, bagaimana bisa optimal? Apalagi honor mereka sebulan ada yang cuma Rp 30.000.

Inilah dilema raksasa yang dihadapi program PAUD. Kondisi ini bisa dibandingkan dengan periode tahun 1970-an hingga 1980-an. Saat itu, untuk menggenjot perluasan akses pendidikan sekolah dasar, pemerintah membangun ratusan ribu SD melalui proyek SD Inpres. Untuk memenuhi gurunya, diangkat ratusan ribu guru yang juga dinamakan Guru Inpres.

Apa yang terjadi? Karena kebutuhan guru baru banyak, sementara suplai lulusan SPG sedikit, maka lulusan SMP, STM, SMA, bahkan SD rame-rame diangkat jadi guru SD. Misalnya, pada tahun 1985/1986 terjadi pengangkatan guru SD secara spektakuler, yaitu 141.324 guru. Padahal kemampaun SPG waktu itu cuma menghasilkan sekitar 31.000 lulusan. Praktis, sisanya yang sekitar 110.000 berasal dari non SPG. Mereka dilatih, toh tak memberi hasil optimal. Inilah yang dianggap sebagai salah satu biang kerok bobroknya mutu pendidikan dasar kita hingga sekarang. Hal itu mesti menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait kebutuhan guru PAUD dewasa ini.

Sembari menunggu kebijakan baru untuk mengatasi kekurangan dan mutu guru PAUD nonformal, agaknya langkah darurat yang perlu segera diambil adalah menyediakan tenaga pendamping bagi para guru PAUD untuk lebih memahami tentang anak, teknik mengajar yang tepat, teknik bermain, hingga bagaimana cara mengatasi jika ada persoalanyang muncul. Tenaga itu harus stan by dan siap diminta bantuan kapan saja. Mestinya tugas itu dilakukan oleh penilik Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Tetapi, apakah kualifikasi dan kompetensi mereka memadai?

Oleh karena itu, agaknya perlu ditaruh tenaga psikolog anak, misalnya di setiap kecamatan. Mereka menjadi pendamping sekaligus memberi training kepada guru. Dengan demikian, urusan teknis pembelajaran bisa diselesaikan secara cepat, tepat, dan secara akademis bisa dipertanggungjawabkan. Juga sekaligus untuk mencegah stigma bahwa PAUD nonformal dikelola asal-asalan. Saiful Anam

Sunday, December 06, 2009

Yance, Ketua Umum DPD Golkar Jawa Barat 2009-2014


Bupati Indramayu, DR. H. Irianto MS. Syafiuddin, terpilih menjadi Ketua Umum DPD Partai Golkar Jawa Barat, dalam Musyarakah Daerah Golkar Jawa Barat (Jabar), yang digelar sejak Minggu (29/11) sampai Senin (30/11).

Irianto yang akrab dipanggil Yance ini mengalahkan rivalnya Eldie Suwandie, anggota DPR RI asal daerah Pemilihan Subang – Majalengka dan Sumedang, serta Walikota Bandung Dada Rosada. Dalam pemilihan yang diikuti 26 DPD Kabupaten dan Kota se Jawa Barat dan organisasi sayap dan pendiri, serta suara DPP itu Yance mendapat dukungan dari 19 peserta. Sedangkan Eldie mendapat dukungan 11 suara (10 suara dan 1 suara abstain).

Yance yang rencana akan dilantik Selasa hari ini (1/12) ternyata gagal dilantik, karena belum selesai menyusun formasi kepengurusan DPD Golkar Jawa Barat priode 2009 – 2014.

Yance yang juga Ketua DPD Partai Golkar Indramayu menyebutkan, dirinya meminta waktu selama 2 minggu untuk menyusun kepengurusan DPD. “Saya minta waktu dua minggu, agar pengurus yang dipilih betul-betul kader yang mau bekerja, bukan sekedar kader yang hanya ingin menjadiu pengurus, tetapi tidak mau bekerja,’ tambahnya.

Sementara itu Walikota Bandung Dada Rosada yang hanya mendapat dukungan 2 suara dalam putaran pertama, sehingga tidak dapat masuk putaran kedua, menyatakan enggan memperkuat berisan kepengurusan di bawah Yance. “Saya akan konsentrasi mengurus Kota Bandung, Biar orang lain saja yang mengurus Golkar,” tegasnya kepada wartawan, Selasa (1/12) di Balai Kota Bandung. (Poskota)